
Pusat Penelitian Ekonomi LIPI pada akhir tahun 2019 lalu memprediksi pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia sebesar 5,04% untuk tahun 2020 ini. “Akibat wabah virus corona menyebabkan pelemahan perekonomian Tiongkok mengalami kontraksi. Kondisi tersebut kemudian di susul dengan kebijakan pemerintah Indonesia tentang upaya pembatasan ekspor-impor ke Tiongkok membuat angka tersebut akan sulit untuk dicapai,” ujar Kepala Pusat Penelitian Ekonomi LIPI, Agus Eko Nugroho.
Agus menjelaskan, hasil perhitungan menunjukkan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terkoreksi sebesar 0,19 persen hingga 0,29 persen. “Pertumbuhan akan berada di angka 4,84 persen untuk kasus moderat dan hanya mencapai 4,74 persen jika kepanikan terus meluas,” ungkapnya. Dirinya menjelaskan, angka tersebut baru dampak pada putaran pertama atau first round effect saja.
Sektor pariwisata menjadi terdampak pertama kali dengan potensi kerugian pendapatan devisa nasional mencapai 2 milyar dolar Amerika Serikat. “Angka tersebut dari hasil simulasi berdasarkan perhitungan catatan 2019, ada 2 juta turis asal Tiongkok yang berkunjung ke Indonesia dengan rata-rata lama tinggal 6 hari dan menghabiskan 157 dolar per orang per hari,” terang peneliti Pusat Penelitian Ekonomi LIPI, Panky Tri Febiansyah. Dirinya menjelaskan, asumsi perhitungan ini dapat dipakai sebagai prediksi untuk 2020 bahwa turis asal Tiongkok akan menunda atau membatalkan perjalanannya ke Indonesia.
Sektor perdagangan Indonesia juga diprediksi akan mengalami sejumlah kontraksi. Lebih dari 495 jenis komoditas dengan tujuan ekspor Tiongkok akan terimbas. Sementara sekitar 499 jenis barang impor dari Tiongkok diperkirakan akan menyusut atau bahkan menghilang dari pasar Indonesia. “Sebagian besar produk yang merupakan barang konsumsi strategis akan memiliki implikasi serius terhadap inflasi dalam negeri. Pemerintah perlu memantau kondisi pasar mengingat pada potensi pergerakan harga menjelang bulan Ramadhan dan Idul Fitri,” ujar Panky.
Dirinya juga menyarankan kepada pemerintah, khususnya Otoritas Jasa Keuangan agar memberikan kelonggaran jatuh tempo kredi bagi UMKM yang berpotensi terdampak dari pelemahan ekonomi Tiongkok tersebut. “Sejumlah langkah strategis harus dipersiapkan guna mereduksi potensi dampak negatif pelemahan perekonomian dan sejumlah blokade perdagangan akibat wabah COVID-19 ini,” tutupnya.
Corona, Covid-19, Ekonomi