
Kondisi pandemi yang berdampak serius terhadap
kondisi kesehatan dan juga ekonomi di seluruh dunia, termasuk
Indonesia menghadirkan kebutuhan akan langkah-langkah pemulihan yang
tepat, cepat, dan dapat menyentuh seluruh kalangan. Di sisi lain, kejadian
pandemi ini diharapkan dapat menjadi pendorong untuk kebijakan yang lebih
berkelanjutan. Untuk itu, Thee Kian Wie Lecture Series mengangkat tema
“Kebijakan Pembangunan yang Inklusif dan Berkelanjutan: Strategi Pemulihan
Pasca Pandemi”. Pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan sendiri
telah menjadi cita-cita Alm. Dr. Thee Kian Wie semasa hidupnya.
Dalam seminar ini, Prof. Bambang Brodjonegoro,
Menteri Riset, Teknologi dan Kepala Badan Riset Inovasi Nasional, bertindak
sebagai keynote speaker. Beliau menyampaikan bahwa pembatasan mobilitas
penduduk selama penanganan COVID-19 membuat ruang gerak ekonomi menjadi tidak
optimal, sehingga terjadi penurunan penawaran dan permintaan barang dan jasa
yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini telah terkontraksi
sebesar -5,32%.
Demikian halnya dengan ketimpangan, rasio
gini di Maret 2020 sebesar 0,381 atau lebih tinggi dibandingkan dengan
kondisi September 2019 (0,380). “Untuk menjaga agar ekonomi tidak terkontraksi
lebih dalam, dukungan pada kelompok masyarakat yang berpenghasilan paling
rendah dan rentan harus menjadi salah satu fokus utama,” jelas Menteri Bambang.
Menteri Bambang menyebut bahwa dalam konteks
pandemi, diperlukan upaya memperkuat inklusivitas pembangunan. Arah kebijakan
pemerintah pun akan diutamakan untuk menjaga agar konsumsi masyarakat tidak
terganggu terlalu dalam dan jangka panjang. “Insentif, subsidi, bantuan yang
tepat sasaran menjadi kunci menjaga inklusifitas dari pembangunan,” jelasnya.
Kemudian dalam sesi diskusi panel, P2E LIPI mengundang Prof. Emil Salim
yang juga merupakan sahabat Thee Kian Wie (alm.), Prof. Daniel Murdiyarso
(Institut Pertanian Bogor), Prof. Syarif Hidayat (P2E LIPI), Ir. Hariyadi B.
Sukamdani (Ketua APINDO), dan Dr. Agus Eko Nugroho (P2E LIPI).
Kepala Pusat Penelitian Ekonomi LIPI, Agus Eko
Nugroho mengungkapkan bahwa kontraksi pertumbuhan ekonomi telah mengakibatkan
adanya peningkatan pengangguran dan kemiskinan serta penurunan kesejahteraan
masyarakat khususnya di sektor UMKM dan rumah tangga.
Terkait dampak pandemi COVID19 terhadap
perekonomian, khususnya perekonomian UMKM dan rumah tangga, Pusat Penelitian
Ekonomi LIPI telah melakukan survei kajian cepat. Tujuannya adalah untuk
mengidentifikasi UMKM dan rumah tangga terdampak COVID-19 dan persiapan
pembangkitan ekonomi. Survei kajian cepat dampak pandemi COVID-19 pada UMKM
telah dilakukan pada 1 hingga 20 Mei 2020 dan kajian cepat dampak pada sektor
rumah tangga pada 10 – 31 Juli 2020.
Agus menekankan bahwa inti kebijakan pemulihan
ekonomi berbasis inklusifitas harus memprioritaskan ekonomi domestik seperti
UMKM dan rumah tangga sebagai bagian dari dimensi inklusifitas itu sendiri.
“Perlindungan UMKM dan rumah tangga yang terdampak
berat merupakan langkah fundamental pemulihan ekonomi,” ujar Agus.
Profesor Riset Pusat Penelitian Ekonomi LIPI, Sarip
Hidayat menambahkan pemulihan ekonomi pembangunan pasca pandemi tidak akan
dapat dipisahkan dari peran masyarakat. “Dalam pemulihan pasca pandemi, sudah
dapat dipastikan kapasitas negara terbatas. Untuk itu, peran masyarakat ekonomi
dan sipil menjadi penting, tidak dapat ditawar harus terlibat,” kata Sarip
(iz/ed: fz)
Sumber: Biro Kerja Sama, Hukum, dan Humas LIPI
Thee Kian Wie Lecture Series V
Humas LIPI